alam semesta

Mengenal 5 Teori Terbentuknya Alam Semesta

Sudah banyak ilmuwan yang memperdebatkan tentang kehadiran alam semesta. Kehadiran alam semesta yang dimaksud seperti dari mana alam semesta itu ada, kapan alam semesta ada, bagaimana alam semesta tercipta, dan lain-lain. Para ilmuwan berdebat dengan cara menyampaikan gagasannya.

Salah satu gagasan yang diungkapkan pada abad ke-20 adalah gagasan ledakan dahsyat. Gagasan ledakan dahsyat mengungkapkan bahwa alam semesta memiliki ukuran yang tidak terbatas dan alam semesta ada karena terjadinya ledakan dahsyat.

Namun, bagi para ilmuwan yang berlatar belakang materialis tidak setuju dengan adanya Sang Pencipta dan masih yakin bahwa alam semesta itu terdiri dari sekumpulan zat yang konstan, stabil, dan tidak berubah. Para ilmuwan yang berlatar belakang materialistis ini beranggapan bahwa zat adalah suatu makhluk yang benar-benar ada dan menolak segala keberadaan makhluk-makhluk lain, kecuali zat.

Berdasarkan pada gagasan yang menyatakan bahwa alam semesta mempunyai suatu awal atau bukan dari sesuatu yang tidak ada. Dengan kata lain, yakin bahwa alam semesta itu ada karena diciptakan dan melalui proses penciptaan.

Karena keyakinan itu maka secara tidak langsung percaya akan adanya Sang Pencipta. Secara sederhana konsep “ada dari ketiadaan” merupakan sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh manusia atau secara sederhana dapat diartikan seperti manusia tidak dapat memahami sesuatu hal karena belum berkesempatan untuk memahaminya.

Hadirnya alam semesta dari ketiadaan merupakan salah satu bukti terbesar diciptakannya alam semesta. Dengan hal ini, akan membantu manusia mengerti dan memahami makna dari kehidupan.

Meluasnya Alam Semesta

Edwin Hubble adalah seorang astronom berkebangsaan Amerika. Ia telah menemukan penemuan bersejarah di bidang astronomi. Penemuan itu diungkapkan pada tahun 1929. Penemuan yang dilakukan Hubble terjadi ketika ia sedang melihat ujung spektrum dari cahaya bintang-bintang berubah menjadi merah dengan teleskop raksasa. Karena perubahan warna pada ujung bintang-bintang maka ia yakin bahwa bintang-bintang itu menjauh dari bumi.

Jauh sebelum penemuan bintang-bintang menjauh dari bumi, Hubble sudah menemukan penemuan lain yaitu galaksi dan bintang saling menjauh bukan hanya dari bumi saja. Dari penemuan galaksi dan bintang yang saling menjauh dan bintang-bintang bergerak menjauh dari bumi dapat disimpulkan bahwa secara tetap alam semesta bertambah luas.

Perumpamaan yang sesuai agar penemuan ini lebih mudah untuk dipahami adalah alam semesta diibaratkan seperti permukaan balon yang meledak. Kemudian, setiap bagian yang ada di permukaan balon saling berpisah yang diakibatkan karena terjadinya penggelembungan. Perumpamaan ini berlaku untuk alam semesta yang semakin luas sehingga semua objek di ruang angkasa saling terpisah.

Bertambah atau berkembangnya luas alam semesta membuktikan bahwa dalam hal waktu, alam semesta dapat bergerak mundur. Karena terbuktinya alam semesta bisa bergerak mundur maka dapat diartikan juga bahwa alam semesta berasal dari “titik tunggal”.

Dari perhitungan yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa “titik tunggal” merupakan semua zat atau materi yang ada di alam semesta dan memiliki volume nol dan kerapatan yang tidak terbatas. Ledakan dahsyat terjadi karena adanya ledakan yang berasal dari ledakan “titik tunggal” dengan volume nol. Hasil dari ledakan inilah yang menyebabkan alam semesta terbentuk.

Satuan teoretis yang dipakai untuk tujuan pemaparan adalah volume nol. Dalam ilmu pengetahuan ada yang namanya konsep ketiadaan. Konsep ketiadaan merupakan konsep yang hanya menyatakan suatu titik yang bervolume nol. Karena adanya konsep ini maka dapat dikatakan bahwa alam semesta lahir dari konsep ketiadaan. Secara singkat alam semesta itu diciptakan.

Meluasnya alam semesta menjadi bukti bahwa alam semesta itu diciptakan dari konsep ketiadaan. Namun, baru pada abad ke-20 alam ada teori ilmu pengetahuan yang menyatakan bahwa alam semesta itu berkembang atau bertambah luas.

Di ruang angkasa terdapat berbagai benda-benda seperti matahari, planet di tata surya, asteroid, dan masih banyak lagi yang dijelaskan pada Ensiklopedia Mini: Alam Semesta.

Teori-teori Pembentukan Alam

Setelah berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli yang bertujuan untuk mengetahui pembentukan alam semesta maka penelitian itu menghasilkan sebuah teori. Para ahli ini juga sudah menyampaikan pendapatnya dengan teori-teori pembentukan alam semesta. Ada berbagai macam teori pembentukan alam semesta. Berikut beberapa teori pembentukan alam semesta.

1. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)

Ahli yang pertama kali mencetuskan atau menemukan teori ini adalah Alexandra Friedman pada tahun 1922. Ia merupakan ahli fisika yang berasal dari Rusia. Isi dari teori yang diungkapkan adalah struktur alam semesta selalu berubah (dinamis).

Berdasarkan teori dentuman besar (Teori Big Bang), alam semesta terdiri dari massa yang sangat besar dan massa jenis yang sangat besar juga. Kemudian, adanya reaksi inti mengakibatkan massa tersebut meledak dan mengembang sangat cepat hingga menjauhi pusat ledakan. Ledakan dahsyat itu terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Teori ini dapat Grameds pelajari pada

Dalam perkembangannya, teori ini dikembangkan oleh astronom dari Amerika Serikat yaitu Edwin Hubble. Menurut Hubble, pada awalnya bintang-bintang itu berkumpul di satu titik massa yang dikenal dengan volume nol. Namun, pada suatu waktu volume nol itu meledak dan mengembang.

Setelah terjadi ledakan dahsyat di volume nol maka semua galaksi dan bintang-bintang mengalami pergeseran cahaya bintang-bintang yang mendekati spektrum merah. Dengan kata lain, pergeseran yang terjadi akibat ledakan dahsyat mengakibatkan bintang-bintang menjauhi bumi dan perlahan-lahan saling menjauh satu sama lain.

Namun, teori mendapatkan menerima penolakan dari salah satu ahli yaitu Sir Fred Hoyle. Penolakan terhadap teori ini terjadi pada pertengahan abad ke-20 saat Hoyle mencetuskan teori keadaan tetap. Hoyle melalui teori keadaan tetap menyatakan bahwa ukuran alam semesta tidak terbatas dan alam semesta tidak memiliki batas waktu atau akan ada sepanjang masa. Karena perbedaan gagasan inilah yang menyebabkan teori ledakan atau dentuman dahsyat mendapatkan penolakan dari Sir Fred Hoyle.

2. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)

Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Hermann Bondi adalah tiga orang ahli autofisika yang menemukan teori keadaan tetap. Ketiga orang itu berasal dari Inggris dan ditemukan pada tahun 1948. Berdasarkan teori keadaan tetap, alam semesta tidak mempunyai awal dan alam semesta tidak akan berakhir atau akan ada sepanjang masa.

Jika teori dentuman besar menyatakan bahwa alam semesta itu bergerak atau selalu berubah (dinamis). Lain halnya dengan teori keadaan tetap menyatakan bahwa alam semesta itu bersifat tetap atau tidak berubah (statis).

Ketika alam semesta mengembang maka akan ada materi-materi baru yang muncul. Materi-materi akan muncul dalam jumlah yang sesuai agar alam semesta dalam keadaan stabil. Setelah materi-materi baru itu muncul maka galaksi-galaksi baru akan terbentuk dan alam semesta seperti tidak ada perubahan.

Teori keadaan tetap sangat terkenal pada awal abad ke-20. Namun, teori ini mendapatkan penolakan dari beberapa ahli kosmolog hingga para ilmuwan lainnya. Penolakan ini terjadi karena adanya sebuah kebenaran yang berhubungan dengan teori ledakan atau dentuman dahsyat (teori Big Bang) dan alam semesta memiliki batasan usia.

Bukan hanya kedua hal itu yang menyebabkan teori ini mendapatkan penolakan, satu hal ini juga menyebabkan teori ini mendapatkan penolakan yaitu adanya radiasi gelombang mikro kosmis yang sudah diperkirakan oleh model yang bermula dari teori Big Bang.

3. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)

Teori mengembang dan mengambang dirancang oleh Fred Hoyle. Ia berasal dari Inggris dan merupakan orang yang ahli dalam bidang astrofisika. Dalam teori ini, kita harus memahami bahwa galaksi-galaksi baru akan selalu muncul dan terbentuk untuk menggantikan galaksi-galaksi yang sudah tidak ada.

Isi dari teori mengembang dan memampat adalah dada suatu siklus yang terjadi di alam semesta. Setiap satu siklus akan mengalami massa ekspansi (mengembang) dan satu massa kontraksi (memampat).

Setiap satu siklus membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 30 miliar tahun. Dalam teori ini, ekspansi tersebut terjadi karena adanya reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan membangun unsur-unsur lain yang lebih kompleks.

Cara kerja teori mengembang dan memampat adalah ketika proses ekspansi berjalan maka galaksi-galaksi dan bintang-bintang akan terbentuk. Setelah mengalami ekspansi, kemudian galaksi-galaksi dan bintang-bintang itu akan memampat yang dibarengi keluarnya cahaya panas yang sangat tinggi.

4. Teori Alam Semesta Kuantum

Pada tahun 1966 teori alam semesta kuantum diciptakan oleh William Lane Craig. Dalam teori ini, alam semesta dinyatakan sudah ada dari awal dan akan terus ada sepanjang masa. Teori ini juga menyatakan bahwa alam semesta tidak memiliki ruang hampa. Dengan kata lain, di dalam alam semesta hanya ada partikel-partikel subatomik.

5. Teori Berayun

Kelanjutan dari teori dentuman atau ledakan besar adalah teori berayun. Para ahli mengemukakan bahwa gerak galaksi dan bintang yang saling menjauh. Setelah menjauh, galaksi dan bintang itu akan menunjukkan gerakan yang semakin melambat dan berhenti hingga mengkerut akibat gaya gravitasi.

Setelah melambat hingga mengkerut yang akan terjadi selanjutnya adalah materi-materi itu akan memadat dan meledak. Semua proses yang terjadi tidak menyebabkan materi-materi rusak atau tercipta, tetapi materi-materi itu hanya berubah tatanan.

Menurut teori ini, proses perlambatan yang terjadi memunculkan sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa alam semesta ini tidak bertepi dan tidak ada batasannya.