World Health Organization memperkirakan ada 200 juta orang di seluruh dunia menderita kudis atau scabies pada satu waktu. Yang paling sering terjadi di negara tropis dan negara dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi. Perlu Kamu ketahui pula bahwa scabies paling sering menyerang anak-anak dengan prevalensi 5-10% dan kebanyakan adalah berusia 10-12 tahun.
Secara definisi, scabies adalah kondisi kulit gatal yang diakibatkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Apabila tidak diobati, tungau tersebut dapat hidup di kulit selama berbulan-bulan, berkembang biak, hingga bertelur jutaan ekor. Inilah yang menyebabkan adanya rasa gatal dan ruam merah pada kulit. Bahkan, semakin parah di malam hari.
Meski mudah diobati, scabies bersifat menular dan dapat menyebar dengan sangat cepat melalui kontak fisik. Oleh karena itu, agar Kamu bisa mengatasinya dengan baik, simak penjelasan mengenai scabies mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya di bawah ini!
Penyebab Scabies
Penyebab utama dari scabies adalah tungau bernama Sarcoptes scabiei yang masuk ke dalam kulit. Ciri-ciri dari tungau ini adalah berbentuk menyerupai bulat, berukuran kecil, dan berkaki delapan. Meskipun tidak dapat melihatnya secara langsung di kulit, tetapi kamu bisa merasakan efek dari tungau ini.
Sarcoptes scabiei akan menggali ke dalam lapisan atas kulit (epidermis) untuk hidup, makan, dan bertelur. Adanya aktivitas tungau di kulit inilah yang menjadikan kamu mengalami ruam merah dan gatal, Kamu.
Penularan scabies pada manusia dapat dilakukan melalui:
• Kontak langsung, seperti bersentuhan dan kontak seksual. Penyebaran scabies dapat terjadi dengan mudah dalam kondisi ramai, terutama saat adanya kontak tubuh dan kulit yang dekat. Tempat seperti panti jompo, penjara, dan fasilitas perawatan lanjutan serta penitipan anak sering menjadi lokasi terjadinya infestasi scabies.
• Kontak tidak langsung, seperti berbagi penggunaan pakaian, handuk, tempat tidur, furnitur, atau fasilitas yang telah terinfeksi tungau.
Cara Mengobati Scabies
Untuk mengobati scabies, umumnya dokter akan meresepkan obat oles untuk membasmi tungau penyebabnya. Penyebaran scabies sangatlah cepat dan mudah. Oleh karena itu, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengoleskan obat ke seluruh tubuh, dari bagian leher hingga ke kaki dan dibiarkan sekitar 8-10 jam.
Untuk memudahkan, biasanya dokter juga menyarankan untuk mengoleskan salep malam sebelum tidur dan dibiarkan hingga esok paginya agar menyerap secara efektif dan maksimal. Dikarenakan scabies mudah menular, ada kemungkinan pula dokter akan menganjurkan untuk melakukan pengobatan pada semua anggota rumah dan orang terdekat lainnya.
Merangkum dari Mayo Clinic, berikut adalah obat-obatan yang biasa diresepkan oleh dokter untuk mengobati scabies:
• Permethrin, adalah obat topikal anti parasit berbentuk krim yang berfungsi untuk membunuh tungau scabies dan telurnya. Obat ini aman untuk digunakan oleh orang dewasa, wanita hamil, dan anak-anak usia 2 bulan ke atas.
• Ivermectin (Stromectol), adalah obat oral yang umumnya diresepkan oleh dokter untuk orang dengan sistem kekebalan yang rentan berubah, orang yang memiliki kudis api (scabies berkrusta), atau untuk orang yang tidak bisa diobati dengan resep lotion dan krim. Ivermectin tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang hamil atau menyusui dan untuk anak-anak yang beratnya kurang dari 15 kg.
• Crotamiton (Eurax dan Crotan), adalah obat yang tersedia dalam bentuk krim ataupun lotion. Biasanya, obat ini digunakan sekali sehari selama dua hari. Obat ini juga belum dipastikan aman untuk digunakan oleh anak-anak, lansia, dan wanita yang sedang hamil atau menyusui.
• Sulfur dalam petrolatum, adalah obat topikal yang biasa dianjurkan oleh dokter apabila obat lainnya tidak ampuh untuk mengobati scabies. Meski belum mendapat persetujuan FDA, sebetulnya sulfur sudah menjadi obat scabies tertua. Sulfur topikal adalah salah satu obat-obatan scabies yang dapat digunakan dengan aman pada anak-anak yang sangat kecil (kurang dari 2 bulan) dan pada wanita hamil.